Minggu, 29 Januari 2017

Review Film: 'Monster Trucks' (2017)

“I’m gonna get you home and away from whoever’s after you.”
— Tripp
Review Film: 'Monster Trucks' (2017) - Lucas Till adalah anak SMA yg bergaul dgn monster penggerak truk ketika disorientasi satu film anak-anak termahal sepanjang ketika. 

Monster Trucks sudah mendapat reputasi engga menggembirakan sebelum tayang. Jauh-jauh hari menjelang perilisan filmnya, Studio Paramount dikabarkan telah ikhlas bagi merugi hingga $115 juta dari bujet pembuatan yg mencapai $125 juta. Bujet ini adalah angka yg lumayan besar bagi ukuran film dgn target anak-anak. kita mengasumsikan sebagian besarnya dihabiskan bagi membeli & menghancurkan mobil-mobil yg tampil ketika film, alih-alih bagi dampak spesial komputer. kita telah melihat film dgn makhluk CGI yg lebih rumit & meyakinkan (Pete’s Dragon, misalnya), & bujetnya tak hingga sebesar itu.

Meski demikian, apabila kami mengeluarkan label harga dari persamaan, film ini sebenarnya engga buruk-buruk amat. persis bagaikan judulnya, film ini adalah mengenai monster & truk (agar engga membingungkan, truk yg dimaksud disini adalah jip 4WD, bukannya truk pengangkut pasir). Terdengar bagaikan khayalan anak 4 tahun, & itu benar (silakan cek disini). Tentu hanya, dari judulnya kami sudah tahu Monster Trucks akan karena itu film yg menggelikan (apa yg anda harapkan dari film mengenai “truk monster”?), akantetapi setidaknya film ini engga bodoh.

Sang monster adalah makhluk bawah tanah seakan-akan lumba-lumba bertentakel yg muncul ke permukaan gara-gara usaha pengeboran minyak yg engga memperhatikan ekosistem (iya, pesan moral). Ia engga seseram Tremors pastinya, jadi akan menjadikan film ini sebagai film horor. Monster ini adalah makhluk yg relatif ramah & doyan mengonsumsi minyak.

& ia mungkin mengerti bahasa Inggris juga. Seorang anak SMA bernama Tripp (Lucas Till, jelas engga terlihat bagaikan anak SMA, akantetapi mungkin Tripp memang sering tinggal kelas) menemukannya tergeletak di bengkel pasca kilang minyak milik perusahaan Terravex meledak. Tripp mencoba berdialog dgn makhluk yg dinamakannya Creech ini, & si Creech tampaknya merespon terhadap apa yg diucapkan oleh Tripp.

Creech suka bermain dgn sesuatu yg punya roda. oleh jadi Tripp memodifikasi truk usang favoritnya agar bisa dijalankan oleh Creech, selagi Tripp mengendalikannya dari kursi kemudi. di dasarnya, Creech bergelayutan di chassis mobil bagi menggantikan fungsi mesin. kami mengira Tripp akan mengajaknya mengikuti balapan atau pamer kecepatan, akantetapi plot utama film ini berpindah di usaha mereka bagi melawan bos Terravex (Rob Lowe) yg mengutus tukang pukul andal (Holt McCallany).

Chris Wedge yg membuat film ini dari naskah yg ditulis Derek Connolly (Jurassic World) mencoba bagi menghadirkan formula lama berhubungan kisah persahabatan antara manusia dgn suatu makhluk (entah itu alien, binatang, dll) bagaikan halnya film fantasi anak klasik seakan-akan E.T. atau Free Willy. & meski Monster Trucks punya atmosfer & gaya penceritaan yg tepat, lengkap dgn lelucon simpel & trek lagu pembangkit semangat, filmnya engga cukup solid bagi menegakkan dua aspek yg membuat film-film klasik tadi berkesan: (1) hubungan antara tokoh utama dgn sang makhluk, serta (2) dinamika orang-orang di sekitar mereka.

Tripp adalah karakter utama yg problematis. Di satu waktu, ia adalah pribadi simpatik yg peduli di Creech, selagi lain waktu, ia memperlakukan Meredith (Jane Levy) yg jelas jatuh hati padanya, dgn engga ramah. apabila ini adalah film bagi anak-anak, kita engga tahu pesan apa yg akan mereka ambil dari sini. Karakter yg dimainkan Amy Ryan sebagai ibu Tripp, Barry Pepper sebagai ayah tiri Tripp, serta Danny Glover sebagai pemilik bengkel dimana Tripp sering nongkrong, engga lebih dari ceklis plot dari stereotipe karakter ketika film fantasi anak-anak.

Baru menjelang akhirlah Monster Trucks menaikkan persnelingnya & karena itu film yg kita asumsikan diidam-idamkan oleh penonton targetnya. Sang “truk monster” memanjat dinding & meloncati gedung-gedung. Kedengarannya konyol, akantetapi film ini punya tata pembuatan mapan yg membuat sekuensnya tampak meyakinkan, setidaknya sejauh logika anak-anak. Kejar-kejaran panjang antara truk Tripp dkk dgn truk tukang pukul Terravex yg berjumpalitan & saling hantam di bagian tebing ketika klimaks, lumayan seru & menegangkan. Chris Wedge yg awal menyutradarai film animasi Ice Age engga terlihat gagu ketika menggarap sekuens aksi perdananya bagi film live-action ini.

kita hanya berharap keseruan ini datang lebih waktu kemudian. You know, a movie about MONSTER + TRUCKS. Mungkin bisa kami lihat nanti di sekuelnya. Eh, tunggu. Menimbang Paramount yg kabarnya rugi besar, mungkin calon franchise ini akan langsung dimuseumkan. Oops.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Review Film: 'Monster Trucks' (2017)

0 komentar:

Posting Komentar